JAKARTA- BACARIAU.COM– Sabtu,16-8-2025,Pemerintah Indonesia menetapkan alokasi anggaran pertahanan nasional untuk tahun 2026 sebesar Rp185 triliun, sebagai bagian dari strategi memperkuat sistem pertahanan negara di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk berbagai sektor strategis, termasuk pemeliharaan dan perawatan (harwat) alat utama sistem senjata (alutsista), pengadaan sarana dan prasarana pertahanan, modernisasi dan penggantian pesawat militer, penambahan batalyon dan komando daerah militer (Kodam), serta dukungan operasional alutsista dan non-alutsista
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI, yang digelar dalam rangka peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya membangun pertahanan rakyat semesta sebagai fondasi menjaga kedaulatan bangsa. Ia mengingatkan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi ketidakpastian global yang dapat memunculkan ancaman secara tiba-tiba.
“Indonesia masih penuh dengan tantangan menjaga keutuhan wilayah dan kekayaan nasional. Pertahanan yang kuat adalah fondasi kedaulatan,” tegas Prabowo.
Presiden juga menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, namun tidak akan mengorbankan kemerdekaan demi perdamaian semu.
“Sejarah mengajarkan bahwa bangsa tanpa pertahanan kuat akan dilindas oleh bangsa lain. Kekayaannya dirampas, dan itulah yang terjadi selama ratusan tahun di bumi Nusantara. Kita tidak mau lagi menjadi sapi perahan bangsa lain,” ujarnya.
Sebagai bagian dari transformasi pertahanan, pemerintah, jelas Prabowo, akan mendorong modernisasi alutsista, penguatan komponen cadangan nasional, pemberdayaan industri strategis dalam negeri, dan peningkatan kesejahteraan prajurit
Langkah ini diharapkan mampu menciptakan sistem pertahanan yang tangguh, mandiri, dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Presiden Prabowo juga menyoroti potensi besar Indonesia dalam kepemilikan mineral tanah jarang (rare earth), yang dinilai sangat penting bagi pengembangan teknologi tinggi dan sistem pertahanan modern.
“Kita memiliki semua jenis rare earth yang ada di dunia. Ini adalah karunia Tuhan yang vital bagi kehidupan modern dan pertahanan masa depan,” ungkapnya.rilis** (nhn-idm)