PADANG PARIAMAN,SUMBAR
BacaRiau.com ( BRC )
– Misteri sadis Batang Anai Padang Pariaman dari seorang Wanda (25tahun), pemuda asal Korong Lakuak, Pasar Usang, Nagari Sungai Buluh, mendadak menjadi pusat perhatian publik Sumatera Barat. Warga tak menyangka pria pendiam yang selama ini dikenal tertutup, ternyata menyimpan sisi gelap sebagai pelaku pembunuhan berantai sadis.
Wanda diduga kuat membunuh tiga perempuan muda Siska Oktavia Rusdi (23tahun), Adek Gustiana (24tahun), dan Septia Adinda (25tahun) yang seluruhnya merupakan alumni STIE Keuangan Perbankan dan Pembangunan (KBP) Padang. Dua di antaranya bahkan dikubur hidup-hidup dan dicor di dalam sumur di belakang rumah pelaku.

Sementara jasad Septia ditemukan dalam kondisi dimutilasi di aliran Sungai Batang Anai, Ironisnya, pelaku sempat menjalin hubungan asmara dengan salah satu korban, Septia, setelah lebih dulu mengeksekusi sahabatnya sendiri, Siska. Dari pengakuan Wanda, pembunuhan dipicu oleh kecemburuan dan kekecewaan karena merasa dikhianati. Namun fakta lain mencuat: polisi menemukan motif lain berupa utang piutang. Septia disebut pernah meminjam uang 3,5 juta dari Wanda dan tak kunjung mengembalikan. Dengan dalih dendam, pelaku menyekap, membunuh, lalu memutilasi tubuh korban menjadi sepuluh bagian sebelum membuangnya ke sungai.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, membenarkan bahwa pelaku kini telah ditangkap. “Dua korban ditemukan dalam sumur, satu lainnya termutilasi. Ini jelas pembunuhan berantai yang direncanakan,” tegasnya. Warga kampung Wanda terkejut. “Dia pendiam, jarang sapa. Kalau lewat cuma senyum atau pura-pura tak lihat,” ujar Rozi, tetangga pelaku. Namun di balik sikap tertutup itu, tersimpan jejak kelam pergaulan bebas, keributan, dan sikap menyendiri yang selama ini diabaikan. Kini, polisi tengah menggali sumur tempat dua korban dikubur, sekaligus menelusuri apakah ada korban lain.
Empat potongan tubuh dan dua cincin menjadi petunjuk awal pengungkapan kasus mengerikan ini. Kasus Wanda menjadi cermin buruk kelengahan sosial: seorang pembunuh berantai bisa tumbuh tanpa terdeteksi di tengah masyarakat yang abai. Di balik senyapnya kampung, nyawa-nyawa muda melayang tragis.
Fitri