PEKANBARU – BACARIAU.COM – Tidak sedarah, tapi sudah seperti saudara.Itulah bahasa yang paling pas untuk ketiga para panglima ini.
Datuk Afrizal Anjo, Panglima Tinggi Penggawa Melayu Riau,Datuk Syafiruddin Anju, Panglima Madya Tameng Adat, dan Datuk Muhammad Irfan, Panglima Laskar Melayu Riau kota Pekanbaru.
Mereka bertiga sudah seperti kakak beradik,dan sudah jelas rekam jejak di dunia organisasi kemelayuan.
Dengan niat bersama,mereka hadir dan bersatu untuk mendukung LAMR menjadikan Daerah Istimewa Riau.
“Riau diusulkan menjadi daerah istimewa oleh pemerintah pusat. Mari kita perjuangkan sesuai alur dan patutnya, dengan mengusung peradaban Melayu yang dirajut oleh sejarah panjang.”Ucap Datuk Anjo kepada awak media Jum’at,(30/5/2025) di kedai jalan Hangtuah
Senada,Datuk Syarifuddin Anju,”perjuangan untuk menjadikan Riau sebagai daerah istimewa merupakan langkah konstitusional yang sah dan mulia.
“Keistimewaan Riau yang bertamadun Melayu disampaikan agar bisa diwariskan ke generasi akan datang,” ujar Datuk Syarifuddin Anju
Menurutnya, Riau memiliki kekhasan budaya, sejarah panjang kerajaan-kerajaan Melayu, serta nilai-nilai adat yang terpelihara hingga kini. Hal-hal ini menjadi dasar utama dalam memperjuangkan status keistimewaan, sejalan dengan amanat Peraturan Daerah (Perda) serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) LAMR.
Datuk Muhammad Irfan, panglima laskar Melayu Riau kota Pekanbaru,yang juga cicit dari Datuk Laksemana Raja di Laut IV, keinginan menjadikan Riau sebagai daerah istimewa bukanlah gagasan yang muncul tiba-tiba. “Ini adalah keinginan lama, bahkan sejak awal ketika Raja Siak, Sultan Syarif Qasim II menyerahkan kedaulatannya kepada Republik Indonesia,” ujarnya.
“Ini bukan hanya soal sejarah masa lalu, tapi juga tentang bagaimana adat dan peradaban Melayu masih hidup di tengah masyarakat hari ini,” jelasnya
“kami Tiga Panglima dari Bumi Lancang Kuning, mendukung Penuh Daerah Istimewa Riau.”