Menu

Mode Gelap
Sebanyak 70 Orang di Kentucky, AS Tewas usai Diterjang Tornado Dahsyat Kemendag Cabut Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah Berita Populer: Uji Coba Gage ke Anyer-Kunjungan Wisman 2022 Diprediksi Rendah Bosen Kerja Kantoran? Jadi Atlet MMA Aja! Di Negeri Sawit, Minyak Goreng Tak Terjangkau Belum Punya Mobil saat Merintis Karier, Andre Taulany: Ke Mana-mana Naik Angkot

Berita

Megathrust Sumatera

badge-check


					Oplus_131072 Perbesar

Oplus_131072

BacaRiau.com ( BRC
– Akhir-akhir ini Kembali naik isu megathrust dibeberapa daerah di Indonesia khususnya di Sumatra Barat. Hal ini menjadi titik balik pengenalan apa itu megathrust kepada Masyarakat agar kedepannya isu ini tidak membuat Masyarakat panik dan lebih paham tentang mitigasi kedepannya.

Kita tahu gempa Megathrust itu sifatnya berulang, artinya ketika dia sudah melepaskan energi maka dalam rentang waktu sekitar 50 sampai ratusan tahun akan terjadi lagi gempa megathrust yang bisa saja lebih besar ataupun lebih kecil dari sebelumnya. Gempa megathrust itu merupakan gempa yang diakibatkan oleh subduksi 2 lempeng besar yang saling berinteraksi yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi wilayah sekitarnya.

Pembahasan kali ini akan membahas tentang zona megathrust di Indonesia, kapan terakhir gempanya terjadi dan wilayah mana yang akan terdampak jika terjadi gempa Megathrust. Oke langsung saja kita mulai dengan Zona Megathrust Sumatra.

1. Segmen Aceh – Andaman
Segmen ini merupakan yang terpanjang di Indonesia yaitu sekitar 1300 km, walaupun bagian terpanjangnya berada di Kepulauan Nicobar dan Andaman India, tetapi Segmen Aceh dan Andaman merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Segmen ini pernah menghasilkan gempa terbesar ketiga di dunia modern, yaitu M9.1 pada 26 Desember 2004. Gempa ini mengakibatkan Tsunami dan merenggut setidaknya 230.000 korban jiwa di seluruh pesisir Samudra Hindia dan hampir 50.000 orang hilang. Tercatat dari tahun 1900 hingga 2025 telah terjadi 11 kali gempa dengan Magnitude >7 di wilayah segmen ini dengan yang terbaru yaitu M7.2 tahun 2010. Lalu kenapa gempa ini tidak dikategorikan sebagai gempa megathrust? Karena gempa ini terjadi diantara batas lempeng Eurasia dan Indo-Australia.

2. Segmen Nias – Simeulue
Setelah kejadian gempa M9.1 di Segmen Aceh-Andaman, semua segmen di Sumatra bergilir melepaskan energi besarnya, termasuk segmen Nias-Simeulue ini. Gempa M8.6 tahun 2005 merupakan gempa yang dihasilkan dari aktivitas Subduksi segmen Nias-Simeulue. Gempa ini terjadi sekitar pukul 11 malam WIB dan menimbulkan tsunami setinggi 3 meter. Setidaknya 1.314 orang tewas akibat gempa dan tsunami.

3. Segmen Kepulauan Batu
Segmen ini merupakan segmen yang paling pendek, panjangnya hanya sekitar 70 km dan terkonsentrasi di wilayah Kepulauan Batu, Nias Selatan saja. Gempa M7.7 tahun 1935 merupakan gempa terkahir yang dihasilkan dari aktivitas subduksi segmen ini. Tidak banyak catatan dampak yang ditimbulkan akibat gempa ini tetapi gempa ini dilaporkan menimbulkan tsunami tetapi hanya bersifat local.

4. Mentawai – Siberut
Segmen ini bisa dibilang jadi pembicaraan beberapa hari belakang. Dikarenakan memang sudah lama segmen ini tidak melepaskan energi. Terakhir melepaskan energi pada gempa M9.2 tahun 1833 yang dikenal sebagai gempa besar Sumatra dan menimbulkan tsunami besar di pesisir barat Sumatra. Tidak diketahui berapa banyak korban yang timbul, tetapi diperkiaran cukup banyak korban yang tewas akibat gempa dan tsunami ini. Di segmen ini pernah terjadi gempa M7.1 tahun 2023 lalu, tetapi kenapa tidak dikategorikan sebagai gempa megathrust? Menurut beberapa ahli gempa ini tidak dikategorikan sebagai megathrust karena gempa Ini terjadi akibat patahan dangkal yang terjadi disepanjang zona subduksi.

5. Mentawai – Pagai
Bisa dibilang segmen ini merupakan segmen yang cukup baru melepaskan energinya, yaitu pada tahun 2010 saat gempa M7.8 di Pagai, Kepulaun Mentawai. Walaupun gempa terbesar terjadi di tahun 2007 tetapi dampak paling besar terjadi saat gempa M7.8 di Pagai. Tsunami 16 meter dan Ratusan korban tewas menjadikan gempa ini lebih berdampak dibandingkan gempa M8.7 tahun 2007.
6. Enggano
Segmen Enggano menjadi segmen yang cukup jarang terjadi gempa besar, tercatat dari tahun 1900 hingga 2025 ada 6 gempa skala M>7 diwilayah segmen ini dengan Gempa M7.9 tahun 2000 menjadi gempa terakhir yang diakibatkan oleh aktivitas subduksinya. Walaupun setahun kemudian terjadi gempa M7.0 disekitar wilayah ini tetapi gempa tersebut diakibatkan oleh patahan yang berada disekitar zona subduksi atau disebut dengan istilah Dipping thrust Fault.

 

Fitri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga:

Jadi Semangat Baru Dalam Pelayanan Pemasyarakatan, Lapas Pekanbaru Resmi Terima 12 Orang CPNS Angkatan 2024

7 Juli 2025 - 17:42 WIB

Kolaborasi Edukasi, Rutan Pekanbaru Fasilitasi Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Psikologi UIR

7 Juli 2025 - 14:54 WIB

Tingkatkan Pembinaan Kepribadian, Rutan Dumai Terima Kunjungan Kemenag Dumai 

7 Juli 2025 - 14:51 WIB

Rayyan Arkhan Dhika,”Budak Kecik” Yang Menggoncang Jagat Raya

7 Juli 2025 - 13:39 WIB

Apel Pagi, Pemimpin Apel Himbau Untuk Jaga Kedisiplinan Dalam Bertugas

7 Juli 2025 - 13:20 WIB

Trending di Berita