PEKANBARU – BACARIAU.COM– Mahkota Kerajaan Siak Sri Inderapura yang dipamerkan bersempena dengan hari jadi ke-68 Provinsi Riau, menyimpan pesan spiritual mendalam melalui detail ornamen yang melekat padanya. Salah satu unsur yang paling mencuri perhatian adalah tulisan Arab kecil yang terletak di bagian depan mahkota, Bala Ruh Tajalli.
Makna tulisan tersebut dibongkar Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, dalam elu-eluannya. Katanya, hal itu bukan sekadar hiasan tapi itu merupakan simbol kuat dari dimensi spiritual seorang pemimpin dalam tradisi kerajaan Melayu.
“Bala Ruh berasal dari konsep pengakuan ruh terhadap keesaan Allah sejak zaman azali, sedangkan Tajalli merujuk pada penampakan sifat-sifat Ilahi kepada makhluk-Nya, khususnya mereka yang bersih hatinya. Dalam konteks mahkota, tulisan ini menunjukkan bahwa seorang raja bukan hanya memegang kekuasaan duniawi, tetapi juga membawa amanah ruhani,” jelas Datuk Seri Taufik dalam helat penyambutan Mahkota Siak, Rabu petang (6/8/2025), di Balai Adat, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
Selain tulisan tersebut, mahkota yang dibuat dari emas dan bertabur intan serta rubi ini juga memiliki hiasan tiga bunga teratai (seroja) di bagian puncaknya. Simbol ini juga memiliki makna filosofis yang kuat dalam budaya Melayu.
“Bunga teratai melambangkan kesucian hati dan jiwa. Meski tumbuh di air berlumpur, bunganya tetap mekar dengan indah. Ini adalah simbol manusia luhur yang tidak terpengaruh oleh keburukan lingkungan,” tambah Datuk Seri Taufik.
Makna-makna tersebut menjadikan Mahkota Siak bukan hanya sebagai simbol kekuasaan kerajaan, tetapi juga sebagai lambang kebijaksanaan, kesucian rohani, dan tanggung jawab spiritual seorang pemimpin.
Mahkota ini dahulu dikenakan oleh para sultan Kerajaan Siak, termasuk Sultan Syarif Kasim I yang diyakini sebagai pembuatnya. Pusaka kerajaan ini kemudian menjadi bagian dari sejarah Indonesia ketika Sultan Syarif Kasim II menyatakan dukungannya terhadap Republik Indonesia pada 1945 dan menyerahkan mahkota sebagai bagian dari simbol penyerahan kedaulatan kepada negara.
Sejak 2014, Mahkota Kerajaan Siak telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Tak Benda Nasional. Kini, mahkota tersebut dipamerkan secara terbuka kepada masyarakat Riau dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau.
Pameran digelar pada 7–10 Agustus 2025 di Jalan Sultan Syarif Kasim II, tepat di depan Masjid Raya Annur, Pekanbaru. Masyarakat dapat menyaksikan mahkota, pin, dan pedang Sultan Siak secara gratis mulai pukul 14.00 hingga 20.00 WIB. ***