Menu

Mode Gelap
Sebanyak 70 Orang di Kentucky, AS Tewas usai Diterjang Tornado Dahsyat Kemendag Cabut Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah Berita Populer: Uji Coba Gage ke Anyer-Kunjungan Wisman 2022 Diprediksi Rendah Bosen Kerja Kantoran? Jadi Atlet MMA Aja! Di Negeri Sawit, Minyak Goreng Tak Terjangkau Belum Punya Mobil saat Merintis Karier, Andre Taulany: Ke Mana-mana Naik Angkot

Berita

3 Kali Dapat Tawaran Kursi Menteri, Anies Baswedan Tetap Menolak: Refly Harun Ungkap Alasannya

badge-check


					3 Kali Dapat Tawaran Kursi Menteri, Anies Baswedan Tetap Menolak: Refly Harun Ungkap Alasannya Perbesar

JAKARTA – BACARIAU.COM– Update Nusantara — Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengungkap bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, disebut telah tiga kali mendapatkan tawaran untuk masuk kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikannya dalam Podcast Bikin Terang, merujuk pada informasi yang ia terima dari sumber dekat Anies.

Meski tawaran tersebut datang berulang kali, Refly menyebut Anies menolak, kemungkinan karena menilai waktu belum tepat dan situasi politik belum kondusif dengan prinsip yang dipegangnya. Ia memperkirakan, Anies baru mungkin mempertimbangkan bergabung jika terjadi perubahan besar di lingkaran kekuasaan, termasuk jika posisi wakil presiden mengalami pergantian.

Refly juga menilai, perekrutan Anies oleh Prabowo nyaris mustahil tanpa adanya kesepakatan politik. Salah satu skenario yang dibayangkan adalah Anies setuju masuk kabinet dengan syarat tidak mencalonkan diri pada Pemilu 2029, atau bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo jika kembali maju.

Dalam podcast tersebut, Refly menyoroti kekuatan basis massa Anies yang dinilai militan, solid, dan mampu bergerak tanpa sokongan fasilitas besar, berbeda dengan sebagian pendukung tokoh lain yang lebih bergantung pada biaya logistik kampanye.

Selain membahas peluang politik Anies, Refly juga mengkritik tata kelola pemilu di Indonesia. Ia menyoroti masih kuatnya praktik politik uang, ketidaknetralan aparat, serta lemahnya penegakan regulasi yang menghambat terwujudnya pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Sebagai solusi, ia mengusulkan pembatasan kampanye tatap muka, dengan fokus pada kampanye melalui media massa, media sosial, atau cetak, agar hanya figur dengan rekam jejak dan pengenalan publik yang kuat yang dapat maju. Menurutnya, langkah ini dapat menekan praktik politik uang dan mendorong lahirnya pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.

 

Sumber : Youtube Podcast Bikin Terang Inews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga:

Pria Inisial PM Asal Pekanbaru , di Amankan Saat Menggarap Lahan Seluas 71 Hektare yang Terbakar

11 Agustus 2025 - 01:21 WIB

Dari Gugup Jadi Pusat Perhatian, Penampilan Hanan di Mall SKA Pekanbaru Viral

11 Agustus 2025 - 00:01 WIB

Prabowo Tegaskan Latihan Prajurit Harus Keras, tapi Tanpa Kekejaman

10 Agustus 2025 - 16:48 WIB

Hasil Musyawarah V Lembaga Adat Rumpun Melayu (LARM) Se- Sumatera Dukung Penuh Daerah Istimewa Riau (DIR)

10 Agustus 2025 - 14:17 WIB

Polsek Singingi Laksanakan Minggu Kasih di Gereja Methodist Indonesia Desa Sungai Sirih

10 Agustus 2025 - 14:03 WIB

Trending di Berita