JAKARTA – BACARIAU.COM– Update Nusantara — Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengungkap bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, disebut telah tiga kali mendapatkan tawaran untuk masuk kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikannya dalam Podcast Bikin Terang, merujuk pada informasi yang ia terima dari sumber dekat Anies.
Meski tawaran tersebut datang berulang kali, Refly menyebut Anies menolak, kemungkinan karena menilai waktu belum tepat dan situasi politik belum kondusif dengan prinsip yang dipegangnya. Ia memperkirakan, Anies baru mungkin mempertimbangkan bergabung jika terjadi perubahan besar di lingkaran kekuasaan, termasuk jika posisi wakil presiden mengalami pergantian.
Refly juga menilai, perekrutan Anies oleh Prabowo nyaris mustahil tanpa adanya kesepakatan politik. Salah satu skenario yang dibayangkan adalah Anies setuju masuk kabinet dengan syarat tidak mencalonkan diri pada Pemilu 2029, atau bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo jika kembali maju.
Dalam podcast tersebut, Refly menyoroti kekuatan basis massa Anies yang dinilai militan, solid, dan mampu bergerak tanpa sokongan fasilitas besar, berbeda dengan sebagian pendukung tokoh lain yang lebih bergantung pada biaya logistik kampanye.
Selain membahas peluang politik Anies, Refly juga mengkritik tata kelola pemilu di Indonesia. Ia menyoroti masih kuatnya praktik politik uang, ketidaknetralan aparat, serta lemahnya penegakan regulasi yang menghambat terwujudnya pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Sebagai solusi, ia mengusulkan pembatasan kampanye tatap muka, dengan fokus pada kampanye melalui media massa, media sosial, atau cetak, agar hanya figur dengan rekam jejak dan pengenalan publik yang kuat yang dapat maju. Menurutnya, langkah ini dapat menekan praktik politik uang dan mendorong lahirnya pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.
Sumber : Youtube Podcast Bikin Terang Inews